Tindak Pidana Pembunuhan Karena Membela Diri Perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Nasional

Authors

  • Dwi Dodik Romadoni Wijaya Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
  • Helmi Zaki Mardinasyah KH Achmad Siddiq Jember State Islamic University, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35719/rch.v3i3.178

Keywords:

Crime, Murder, Self Defense

Abstract

The crime of murder is a legal event that is forbidden in Islamic law. In criminal law in Indonesia it is regulated in Article 340 of the Criminal Code. However, there are legal consequences if a person commits a criminal act of forced murder because in self-defense one's efforts are to defend oneself against other people's criminal attacks in order to protect life, honor and property, namely by defending oneself when a person is attacked or deprived of his rights. This research is a library research, the materials and data obtained from the library and various other descriptions that are relevant to the problem of the writing topic. The results of the study are that there are similarities and differences in the terms of forced defense in Islamic criminal law and positive law. The equation for these conditions is the protected object (life, honor and property of oneself and others). The fundamental difference is that it exceeds the permissible defense limit. If in positive law it is permissible to go beyond the limits of forced defense on condition that there must be a cause for great mental disturbance (Article 49 paragraph 2) which is casuistic in nature and determined by a psychiatrist. Whereas the view of Islamic Criminal Law in carrying out acts of defense may not exceed the specified limit, if that happens then the excess must be accounted for by the person who committed the act.

References

Buku:

Agama RI, Departemen. 1983. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama.

Audah, Abdul Qadir.2008. Ensiklopedi Hukum Pidana Islam. Bogor: PT Kharisma Ilmu.

al-Suyuthi, 1983. Jalal al-Din ‘Abdu al-Rahman Ibn Abi Bakr. al-Asybah wa al-Nadhair. Beirut: Daar al-Kutub al-‘Alamiyah.

Bakri, Kasan. 1958. Hukum Pidana Dalam Islam. Jakarta: Ramadhani Sala.

Hanafi, Ahmad. 1993. Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1993

Hamdan. 2014. Alasan Penghapus Pidana Teori dan Studi Kasus. Bandung: PT. Refika Aditama. 2014

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Offset.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Muslich, A. Wardi. 2005. Hukum pidana Islam. Jakarta : Sinar Grafika.

Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

Marsum. 1991. Jinayat (Hukum Pidana Islam). Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Islam Indonesia.

Santoso, Topo. Membumikan Hukum Pidana Islam, Penegakan Syari’at dalam Wacana dan Agenda, Cetakan ke 1. Jakarta: Gema Insani Press. 2003

Santoso, Topo. Membumikan Hukum Pidana Islam, Penegakan Syari’at dalam Wacana dan Agenda, Cetakan ke 1. Jakarta: Gema Insani Press. 2003

Soesilo, R. 1995. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bogor: Politeia.

Zuhaili, Wahbah. 1997. Nazariyyah al-darurah al Syar’iyah ma’a al Qanun al-Wad’i. “Konsep Darurat dalam Hukum Islam". Diterjemahkan oleh Said Agil Al- Munawar dan M. Hadri Hasan. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Jurnal:

Agoestian, Endang & Erfin Dermawan S. 2020. Analisis Yuridis Qanun Jinayat dalam Strukturisasi Hukum Pidana Nasional, Rechtendstudent Journal, Vol. 1, Nomor 2 Agustus

Ardina, Narindri Intan. 2019. Tindakan Perawat Dalam Keadaan Keterbatasan Tertentu Sebagai Alasan Penghapus Pidana, Jurist-Diction, Volume 2 No. 1, Januari.

Cahyani, arindri Dewa Agung Ari Aprillya Devita, dkk. 2019. Analisis Pembuktian Alasan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Dalam Tindak Pidana Yang Menyebabkan Kematian, Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 2.

Dumgair, Wenlly. 2016. Pembelaan Terpaksa (Noodweer) Dan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas (Noodweer Axces) Sebagai Alasan Penghapus Pidana, Lex Crimen, Vol.V, No.5, Juli.

Fatma Fauzia, 2020. Pembelaan Diri Dalam Perkara Pidana Ditinjau Berdasarkan Pasal 49 KUHP, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 6, No. 2

Harisudin, M. Noor Harisudin, Budi Dermawan. 2020. Transformasi Pemikiran Hukum Pidana Islam Terhadap Hukum Pidana Nasional (Analisis Implementatif Jarimah Hudud, Qishash dan Ta’zir), Rechtendstudent Journal, Volume 1, Nomor 3 Desember.

Islamul Haq, Dkk. 2020. Melampaui Batas (Noodweer Exces) Dalam Membela Diri (Studi Perbandingan Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif), Mazahibuna Jurnal Perbandingan Mazhab, Vol. 2, No. 1 Juni

Insani, Nursolihi. 2019. Hilangnya Pidana Terhadap Seseorang Yang Melakukan Pembe;laan Diri Menurut Pasal 49 Ayat 1 dan 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jurnal Surya Kencana Satu: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan, Vol. 10, Nomor 2 Oktober .

Krisna, Liza Agnesta. 2016. Kajian Yuridis Terhadap Pembelaan Terpaksa Sebagai Alsan Penghapusan Penuntutan Pidana, Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Vol. 2, Nomor 1, Januari.

Lakoy, Revani Engeli Kania. 2020. Syarat Proporsionalitas dan Subsidaritas Dalam Pembelaan Terpaksa Menurut Pasal 49 Ayat (!) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Lex Crime, Vol. 9, Nomor 2.

Prayitno, Julaiddin dan Rangga. 2020. Penegakan Hukum Bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Pembelaan Terpaksa, Volume 4, Issue 1, April.

Rangkuti, Ridwan. 2018. Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap Tindak Pidana Lingkungan Hidup Menurut Undang– Undang Nomor 23 Tahun 1997, Jurnal Justitia Vol. 1 No. 01,

Roland, Tabaluyan, Roy. 2015. “Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Menurut Pasal 49 Kuhp.” Lex Crimen 4, no. 6

Wahyutomo, Matheus Drisutpo Her. 2021. Pembelaan Diri Yang Mengakibatkan Hilangnya Nyawa Orang Lain, Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 5, No, 12.

Yayan Fauzi, 2015. Manajemen Pemasaran Perspektif Maqashid Syariah, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 1, no. 03.

Perundang-undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Published

2023-01-07

How to Cite

Romadoni Wijaya, D. D., & Mardinasyah, H. Z. (2023). Tindak Pidana Pembunuhan Karena Membela Diri Perspektif Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Nasional. Rechtenstudent, 3(3), 320–330. https://doi.org/10.35719/rch.v3i3.178